Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa kenaikan inflasi dapat menjadi Ancaman bagi perekonomian nasional.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa per Juni 2002 laju inflasi Indonesia berada di level 4,49 persen.
Pada bulan Agustus, kata dia, inflasi diprediksi akan meningkat pada kisaran 5-6 persen.
“Bahkan pada bulan September mendatang, kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi kita diprediksi akan pada kisaran inflasi 10 hingga 12 persen,” kata Bambang dalam pidato di Pembukaan Sidang Tahunan MPR pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Dia mengatakan laju kenaikan inflasi disertai dengan lompatan harga pangan dan LPG.
Hal itu menurutnya, semakin membebani masyarakat yang baru saja bangkit dari pandemi Covid-19.
Dia juga mengatakan dari hasil survei Bloomberg, Indonesia dinilai sebagai negara dengan resiko resesi yang kecil hanya 3 persen.
Persentase itu sangat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata Amerika dan Eropa yang mencapai 40 hingga 55 persen, ataupun negara Asia Pasifik pada rentang antara 20 hingga 25 persen.
“Berkat kesigapan pemerintah dalam menyikapi ancaman krisis,” kata dia.
Dia juga mengatakan Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa ancaman krisis global kini ada di depan mata.
Saat ini, sekitar 320 juta penduduk dunia berada dalam kondisi kelaparanakut.
Menurut data IMF dan Bank Dunia, perekonomian 66 negara diprediksi akan bangkrut dan ambruk.
Pelambatan dan kontraksi pertumbuhan ekonomi global, semakin diperburuk oleh tingginya kenaikan inflasi.
HENDARTYO HANGGI Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini