Kemungkinan kita sering berbohong.
Tapi tahukah ketika kita sedang ditipu? Ternyata kita cukup pandai mengelompokkan pembohong, tetapi pada akhirnya kita berbicara sendiri tentang hal itu.
Penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science menemukan bahwa kita semua memiliki naluri yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendeteksi pembohong, tetapi mereka sering dikalahkan oleh pikiran sadar kita.
Mengetahui kebohongan seseorang bisa pelajari tentang Pinocchio Syndrome, yaitu sindrom yang menyebabkan cegukan ketika berbohong.
Mengapa? Terdapat masalah dalam sistem saraf otonom dan itu adalah sindrom yang tidak dapat disembuhkan, yang muncul pada 1 dari 43 orang.
Orang yang menderita Sindrom Pinokio akan cegukan bahkan jika mereka berbohong melalui telepon atau pesan sosial media.
Gawat, kan? Dikutip dari Nbcnews.com, terdapat 6 langkah yang bisa menjadi pendeteksi kebohongan manusia: 1.
Pelajari mata Sebuah penelitian terhadap orang-orang di 58 negara menemukan bahwa keengganan menatap adalah perilaku yang kebanyakan orang diasosiasikan dengan penipuan.
Tapi apakah ada kebenaran untuk ini? Peneliti mengatakan tidak.
Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa pembohong tidak menghindari kontak mata lebih sering daripada mereka yang mengatakan yang sebenarnya.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam gerakan mata adalah penyimpangan dari garis dasarnya 2.
Senyum palsu Menurut meta-analisis, pembohong lebih cenderung menyatukan bibir mereka, membuat senyum mereka tampak dipaksakan atau tegang.
Tapi ini bukan hanya tentang bibir ini adalah kombinasi mulut atau mata yang menjadi kunci dalam mengenali pembohong.
3.
Menjadi tidak jelas Jika pembicara tampaknya sengaja mengabaikan detail penting, itu mungkin karena mereka berbohong.
4.
Ketidakpastian vokal Jika orang tersebut tampak tidak yakin atau tidak aman, mereka cenderung dianggap berbohong.
5.
Ketidakpedulian Mengangkat bahu, tidak berekspresi, dan postur tubuh yang bosan bisa menjadi tanda-tanda berbohong karena orang tersebut berusaha menghindari menyampaikan emosi dan kemungkinan mengatakannya.
6.
Terlalu banyak berpikir Jika orang tersebut tampaknya berpikir terlalu keras untuk mengisi detail cerita, itu mungkin karena mereka menipu.
YOLANDA AGNE Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.